oleh
Ni Made Yeni Handayani
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni
ABSTRAK
Penelitian ini termasuk penelitian pragmatik yang tujuannya mengarah pada pendeskripsian (1) konstruksi kebahasaan yang mendukung implikasi pragmatis tindak tutur guru, (2) ragam implikasi pragmatis, dan (3) hasil atau efek yang ditimbulkan oleh ujaran yang mengandung implikasi pragmatis terhadap lawan bicara (perlokusi) dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas X SMA Negeri 4 Singaraja.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data atau subjek penelitiannya melibatkan sembilan orang guru dan tiga orang mahasiswa PPL Real yang mengajar di kelas X SMA Negeri 4 Singaraja. Objek penelitian difokuskan pada wacana-wacana percakapan dan situasi ujar yang terjadi dalam kegiatan belajar-mengajar. Teknik observasi dan dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data. Data berupa tuturan guru didokumentasikan dalam kaset rekaman dan kartu data. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan pendekatan kualitatif dan disajikan dalam bentuk deskriptif.
Terdapat dua jenis konstruksi kebahasaan, meliputi pertama, kalimat tunggal dan kalimat majemuk (dilihat dari kalimat berdasarkan bentuknya). Kedua, kalimat deklaratif, kalimat imperatif, dan kalimat interogatif (dilihat dari kalimat berdasarkan maknanya). Kalimat dengan pola subjek dan predikat serta kalimat majemuk setara merupakan kalimat yang paling dominan ditemukan. Ragam implikasi pragmatis ditemukan sebanyak sembilan belas macam, yaitu meminta, menyuruh, mengingatkan, menasihati, mengharapkan, melarang, menyetujui, menolak, menilai (beranggapan), marah, kecewa, mengakui, mengancam, mengkhawatirkan, mengajak, menegaskan, keheranan, kesenangan, dan keraguan. Masing-masing implikasi pragmatis tersebut memberikan pengaruh atau efek tertentu terhadap lawan bicara (perlokusi). Diperoleh enam belas perlokusi meliputi, tertawa, tersenyum, keantusiasan mengikuti pelajaran, bercanda, melaksanakan permintaan, diam, malu, menolak, terkejut, heran, mengeluh, mengakui, takut, memberikan dukungan, meminta maaf, dan berseru.
Sejalan dengan temuan tersebut, disarankan kepada penyusun kurikulum, penyusun buku pelajaran bahasa Indonesia, dan para guru bahasa Indonesia agar mengusahakan terciptanya peluang-peluang bagi pengembangan kreativitas pembelajar dalam proses belajar-mengajar untuk mewujudkan penguasaan implikasi pragmatis serta tindak tutur.
Kata kunci: pragmatik, implikasi pragmatis, konstruksi kebahasaan, perlokusi, dan tuturan guru.